Memasuki lingkungan Vihara Bio Dewa Rejeki atau disebut juga Vihara Chen It Thian Kun memberikan beberapa efek berbeda, tergantung pada bagian mana yang dimasuki.
Pekarangan Vihara Bio Dewa Rejeki
Adem, sejuk, rindang merupakan kesan pertama ketika melangkahkan kaki memasuki lingkungan vihara atau klenteng yang konon berusia 400 tahun ini.
Warna merah menyala dari bangunan tempat ibadah ini berbaur dengan kehijauan dari pepohonan di halamannya yang luas.
Dua buah patung singa penjaga dan dua buah pagoda seperti menyambut kedatangan setelah melewati gerbang yang juga didominasi warna merah tersebut.
Kesan Misterius Ruang Sembahyang
Mungkin karena ruangannya temaram, maka kesan misterius itu hadir saat memasuki ruang sembahyang utamanya. Mungkin pula karena kehadiran beberapa sosok lilin raksasa berwarna merah menyala. Bisa juga karena berbagai ornamen yang terdapat di dalam ruangan ini.
Yang manapun, memang itulah kesannya ketika menginjakkan kaki ke dalam bagian ini.
(Foto bagian Vihara Chen It Thian Kun yang inipun perlu mendapat pengeditan sedikit agar bagian-bagiannya bisa terlihat lebih jelas. Suasana aslinya lebih gelap dibandingkan yang di dalam foto.)
Unik Dan Mengagumkan!
Bisa jadi karena tidak sering saya memasuki tempat ibadah etnis Cina/Tionghoa. Padahal memasuki klenteng atau vihara bukanlah pertama kali yang saya lakukan. Paling tidak sudah tiga kali saya berkunjung ke vihara atau klenteng di kisaran Bogor.
Silakan lihat
- Vihara Dhanagun – Simbol Keberadaan
- Klenteng Hok Tek Bio Ciampea
- Patung Budha Tidur di Vihara 8 Po sat
Tetap saja, apa yang terlihat di dalam selalu mempesona saya.
Berbagai ornamen yang menunjukkan budaya kaum Tionghoa di tanah Bogor terlihat unik. Apalagi kalau ditambahkan bahwa vihara ini sudah ada sejak Belanda pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, alias sejak 400 tahun yang lalu.
Kesemuanya membuat ornamen-ornamen dan alat sembahyang yang ada di Vihara Bio Dewa Rejek ini luar biasa memukau. Kalau saja tidak tercium semerbak bau hio di dalam ruangan, mungkin saya sudah merasa berada di dalam sebuah museum dibandingkan tempat ibadah.
Selain lilin-lilin raksasa berukuran setinggi lebih dari satu meter ada beberapa ornamen-ornamen lain yang menarik. Beberapa sudah disebutkan di awal beserta fotonya, seperti patung singa, pagoda.
Hio Lo (Tempat menancapkan Hio)
Tempat menancapkan hio ini berada di depan pintu masuk vihara. Terdapat undakan tiga tingkat yang dipergunakan untuk menuju ke Hio Lo tersebut.
Uniknya Hio Lo ini memiliki dua ukiran naga di kedua sisinya
Arca Tiga Dewa
Di bagian belakang ruang sembahyang utama Vihara Bio Dewa Rejeki, terdapat sebuah ruang lagi yang terasa lebih luas karena ornamen dan perlengkapannya lebih sedikit. Di dalamnya terdapat berbagai altar persembahan bagi beberapa dewa lain.
Yang paling menarik perhatian adalah tiga sosok “dewa” dalam bentuk arca kecil.
Walau tidak paham tentang siapa tokoh yang diwakilkan oleh arca-arca ini, tetapi melihatnya tidak urung menimbulkan kesan unik dan menarik.
—–
Ada satu hal yang sedikit mengganjal ketika membuat tulisan ini. Hal tersebut berkaitan dengan sejarah keberadaan Vihara Bio Dewa Rejeki atau Chen It Thian Kun ini.
Memang berdasarkan penuturan penjaga vihara, disebutkan bahwa bangunan ini sudah berusia 400 tahun. Hal tersebut berarti vihara ini lebih tua usianya dibandingkan dengan Vihara Mahacetya Dhanagun atau Hok Tek Bio di Jalan Suryakencana Bogor. Padahal vihara Hok Tek Bio itu disebut sebagai vihara tertua di Bogor.
Memang agak membingungkan ketika mencoba menelaah sejarah tentang sebuah tempat yang ada di Bogor. Kesulitan utamanya adalah kurangnya referensi yang ada di Bogor.
Tetapi lupakanlah tentang sejarahnya sejenak. Anggaplah saja sebuah misteri yang justru menambah menarik tempat ini. Toh, apa yang bisa dilihat di tempat ibadah ini tidak akan berkurang daya tariknya meskipun tanpa penjelasan ilmiah.
O ya, tentu saja Anda boleh berkunjung ke vihara ini. Meskipun tidak untuk sembahyang, vihara ini terbuka. Saya sendiri tidak mendapat kesulitan apapun untuk memasuki seluruh bagian ruangan dan mengambil foto-foto ini.
Tentu saja, saya menjaga sikap karena menyadari bahwa tempat ini adalah tempat ibadah.
Vihara Bio Dewa Rejeki merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh para goweser atau penggemar bersepeda. Bangunannya berada di jalur yang menuju kawasan wisata Gunung Pancar, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Jadi sambil berjuang mendaki tanjakan ke obyek wisata tersebut, mereka akan menyempatkan mampir.
Sekali rengkuh dua tiga pulau terlampaui. Sambil melepas lelah, mereka bisa melakukan wisata budaya di dalam Vihara.
Cara Menuju ke Vihara Bio Dewa Rejeki
Tidak sulit untuk mencapai tempat ini. Kalau Anda ingin pergi kesana, pertama silakan lihat arahan menuju ke Sate Kiloan PSK. Arahnya sama.
Bila Anda sudah menemukan lokasi kuliner ini, tinggal melanjutkan perjalanan sedikit saja. Kurang lebih 1 kilometer saja.
Selepas sate kiloan PSK, lanjutkan lurus hingga menemui pertigaan Gunung Pancar. Berbeloklah ke kanan. Hanya sekitar 200 M dari pertigaan tersebut maka Vihara Bio Dewa Rejeki ini bisa ditemukan. Adanya di sisi kanan kiri jalan.
Tidak akan luput karena gerbangnya yang berwarna merah akan menjadi patokan yang sangat jelas terlihat.