Taman Kencana – Bukan Hanya Sekedar Kuliner

Taman Kencana adalah nama sebuah taman yang terletak di Kecamatan Bogor Tengah.

Nama tempat ini beken di kalangan para penggemar wisata kuliner. Di sekitar tempat ini tersebar berbagai jenis kuliner yang beberapa diantaranya bahkan dilabeli dengan cap “favorit” atau “khas” kota hujan.

Wajah Baru Taman Kencana Bogor

Salah satu kuliner yang ada disini adalah Macaroni Panggang dan Lasagna Gulung. Bila di hari Sabtu/Minggu atau libur , jejeran mobil dari luar kota memenuhi tempat ini.

Sudah beberapa kali beberapa televisi nasional menayangkan berbagai aktifitas tentang wisata kuliner di daerah ini. Cap “pusat wisata kuliner Bogor” pun dengan segera menempel pada kawasan yang rindang ini.

——-

Hanya bila diperhatikan lebih lanjut, ada sesuatu yang sebenarnya juga menarik. Tentu saja bila perhatian kita tidak terfokus hanya pada piring dan makanan di hadapan kita.

Restoran Macaroni Panggang di Taman kencana Bogor

Hal menarik yang dimaksud adalah suasana di sekitar Taman Kencana sendiri. Pohon-pohon besar yang rindang dan tentu saja bangunan-bangunan perumahan tua bergaya kolonial yang masih banyak di daerah ini.

Bahkan bangunan yang dipergunakan oleh Restoran “Macaroni Panggang” mencerimnkan hal yang sama.

Sebuah hal yang membuat nuansa dan corak sisa masa kolonial terasa masih lekat di sekitar kawasan ini.

Sejarah Taman Kencana

Tata Tertib Pengunjung Taman Kencana Yang Harus Dipatuhi

Taman Kencana pada awalnya dikenal sebagai Van Imhoff Plein alias Van Imhoff Square. Siapa itu Van Imhoff bisa dilihat di tulisan mengenai Istana Bogor.

Pembangunan taman ini dilakukan bersamaan dengan pengembangan kota Bogor (alias Buitenzorg masa itu) yang dimulai perencanaannya tahun 1917.

——–

Proses pengembangan Bogor di masa tersebut bermula dari meningatnya jumlah penduduk baik pribumi maupun dari kalangan penduduk Eropa.

Di tahun 1904, Buitenzorg ditetapkan sebagai sebuah kawasan dengan luas 1,205 hektar dan proyeksi penghuninya adalah 30,000 jiwa. Proyeksi ini tercantum dalam Keputusan Gubernur Jendral Van Nederland Indie no 4 tahun 1904.

Gedung Pusat Penelitian Bio Farmaka
Bangunan Pusat Studi Bio Farmaka di Taman Kencana – Tampak Samping

Berdasarkan proyeksi inilah sebuah rencana pengembangan pemukiman bagi bangsa Eropa dibuat dan pilihan jatuh untuk mengembangkan wilayah Timur dari Buitenzorg di seberang Ciliwung.

Wilayah tersebut dikenal sebagai Kedoeng Halang di masa itu. Area ini mencakup kawasan yang sekarang menjadi Taman Kencana dan sekitarnya , seperti Sempur jalan Cikuray, Pangrango. Gunung Gede, Ciremai, Bukit Tunggul dan beberapa jalan lainnya termasuk dalam sebuah area yang bernama Kedoeng Halang.

Kedoeng Halang dulunya adalah hutan dan juga kebun budidaya karet dan kopi.

Untuk mematangkan rencana pengembangan pemukiman Pemerintah Kolonial Belanda menunjuk Ir. Thomas Karsten tahun 1917. Karsten sendiri adalah seorang insinyur Belanda  yang juga melakukan perencanaan serupa terhadap kota Semarang (1916) dan Malang (1931).

——–

Dalam rencananya Karsten mentargetkan akan ada 400 rumah tinggal bagi warga Eropa dari berbagai profesi seperti peneliti pegawai pemerintahan dan lain-lain.

Dalam perencanaannya Kedoeng Halang dibagi menjadi :

Sempur

Wilayah yang dikenal sebagai Sempur saat ini dijadikan sebagai sebuah pemukiman militer dan pegawai pemerintah. Meskipun demikian target dari pemukiman di Sempur adalah prajurit dan pegawai tingkat rendah.

Oleh karena itu rumah di kawasan ini dbuat kecil dan dengan luas lahan kecil pula. Begitu juga dengan jalannya yang lebih sempit.

Kawasan Taman Kencana

Kawasan ini ditargetkan bagi penghuni warga Eropa yang berasal dari strata yang lebih tinggi dibandingkan dengan penghuni di Sempur. Untuk itu luas lahan dan bangunannya dibuat lebih luas dan besar. Rata-rata luasnya mencapai 700-800 Meter persegi.

Selain rumah tinggal kawasan Taman Kencana memang ditargetkan untuk beberapa gedung pemerintahan, salah satunya adalah Balai Penelitian Perkebunan

Bentuk bangunan

Berbagai bangunan di kawasan Taman Kencana ini dibuat dengan desain yang dikembangkan oleh Karsten.

Bentuknya disebut Indo-Eropa yang merupakan perpaduan gaya arsitektur di Eropa yang telah disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan tropis di Indonesia.

Bangunan di kawasan ini memiliki ciri berupa kemiringan atap 35 derajat. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi di Bogor.

Selain itu bentuk jendela yang lebar dan adanya lubang angin dibuat untuk menghadapi teriknya matahari tropis di kala musim kemarau. Lebarnya jendela dan adanya lubang angin akan membantu sirkulasi angin di dalam rumah.

Taman Kencana

Karsten dalam perencanaannya tidak melupakan berbagai sarana bagi para penghuni kawasan ini nantinya.

Ternyata Taman Kencana Dijaga 24 Jam oleh Park Rangers

Sebagai sebuah tempat berkumpul bagi para penghuni di kawasan ini dan juga pegawai di berbagai gedung pemerintahan , direncanakan adanya sebuah taman. Taman ini akan seluas 5,075 meter persegi dan merupakan sebuah sarana rekreasi sekaligus sebagai sebuah ruang hijau bagi sekitarnya.

Taman ini dinamakan dengan nama pendiri Buitenzorg (Istana Bogor) yaitu Baron Von Imhoff. Oleh karena itu namanya adalah Von Imhoff Plein alias Von Imhoff Square.

——–

Rencana karya Karsten ini kemudian diwujudkan oleh pemerintah Belanda. Realisasi dari buah pikirnya dilakukan antara tahun 1926-1930-an.

Von Imhoff Plein alias Taman Kencana sendiri terealisasi pendiriannya di tahun 1927.

Salah satu bagian yang agak sedikit melenceng dari rencana Karsten adalah pemukiman pribumi di lereng antara Kawasan Taman Kencana dan Sempur Hal ini terjadi karena dalam proses pembangunannya, dibutuhkan cukup banyak warga pribumi.

Mereka inilah yang kemudian menempati lahan di lereng antara kedua tempat ini.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Indonesia saat itu mengambil alih kawasan ini. Setelah itu, kawasan ini tidak lagi dikhususkan sebagai hunian etnis Eropa dan terbuka bagi etnis-etnis lain untuk membelinya.

Nama Von Imhoff Plein pun kemudian dirubah menjadi TAMAN KENCANA.

Banyak Pengunjung Taman Kencana Yang Tidak Menjaga Kebersihan

——-

Situasi kawasan Taman Kencana saat ini bisa dikata masih memiliki banyak sisa-sisa dari masa tersebut. Banyak bangunannya masih dalam bentuk asli berarsitektur Indo-Eropa.

Meskipun demikian sejak berkembangnya Bogor kawasan ini sudah mengalami perubahan drastis. Pemanfaatan bangunan sebagai sebuah tempat usaha telah merubah banyak struktur bangunan.

Ciri khas arsitektur Indo-Eropa di kawasan ini mulai terancam.

Taman Kencana Bogor

Pemerintah Kota Bogor memang sudah menetapkan beberapa bangunan di kawasan ini sebagai Cagar Budaya. Hanya saja beberapa tidaklah cukup karena masih banyak bangunan lain yang terancam.

Selan itu semakin terkenalnya Taman Kencana sebagai sebuah titik wisata kuliner di Bogor memberikan dampak juga terhadap tempat ini. Berbagai bangunan semi permanen maupun permanen berdiri dengan tidak menyesuaikan dengan konsep awal berupa Garden City di kawasan ini.

Mungkin Pemerintah Kota Bogor perlu mempertimbangkan lebih lanjut langkah untuk menjadikan seluruh kawasan ini sebagai Cagar Budaya. Sebuah hal yang sebenarnya wajar mengingat nilai historis dan juga keunikan wilayah ini.

——–

Nah itulah sedikit cerita mengenai kawasan ini. Bila anda sudah selesai berkuliner ria di sekitar kawasan ini, ada baiknya juga untuk mencoba menikmati sisa-sisa dari masa lalu di kota ini.

(Catatan : Tulisan ini diperbaharui untuk perbaikan layout dan penggantian foto dengan yang lebih baru dan menggambarkan kondisi terkini)

Mari Berbagi

9 thoughts on “Taman Kencana – Bukan Hanya Sekedar Kuliner”

  1. halo pak kalau boleh tau ini sumbernya dari mana ya? saya penasaran apakah ada dari jurnal mengenai rumah pegawai di sempur dan rumah pejabat di taman kencana

    Reply
  2. Pak Anton

    terimaksaih banyak untuk tulisan pendeknya yang sangat membantu mengenali Bogor lebih baik..
    sering saya ke Bogor untuk meeting atau juga tempat refreshing… namun baru kali ini saya memahami latar belakangnya area Taman Kencana… saya hanya tahu Makaroni Panggang nya tanpa tahu sejarah bagus daerahnya

    gak salah daerahnya adem… apik.. masih sisakan master plan wilayah yang artistik …

    keep writing ya Pak… ini sangat bagus .. Lovely Bogor…:)
    many thanks…

    Reply
  3. Comment: sejak 10 tahun sudh sy tinggal di sempur dan br kali ini memahami sejarah kenapa kawasan sempur ada sempur lereng.
    terima kasih ulasan blognya. senang membacanya. memahami kota domisili lebih dalam bagi pendatang seperti saya butuh bacaan sprti ini. meskipun perlu update mengikuti perkembangan bogor yg pesat.
    ditunggu tulisan lainnya pak.

    Reply
    • Mas… senang mendengarnya

      Memang perkembangan Bogor yang pesat sering membuat orang lupa sebagaian cerita di masa lalu. Mudah-mudahan saya bisa terus menulis seperti ini..

      Salam dari Lovely Bogor yah

      Reply
  4. Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai wisata taman kencana. Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai pariwisata indonesia yang bisa anda kunjungi di www. pariwisata.gunadarma.ac.id

    Reply
    • Thank u sudah berkunjung. Nanti saya berkunjung balik untuk belajar disana. Maaf kalau linknya jadikan teks biasa.

      Reply
  5. Halo Kang :)…searching tentang trans pakuan membawa saya ke blog ini. Saya baru beberapa bulan tinggal di bogor dan web ini menjadi semacam guide buat saya untuk mengenal bogor. Belum pernah ke Taman Kencana, namun sangat tertarik ke sana. Keep blogging

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.