Sulitnya Menangkap Decisive Moment

Sulit! Sangat sulit! Tidak semudah membaca teori yang dituliskan oleh banyak fotografer (bahkan yang sudah bergelar master), menangkap Decisive Moment ternyata jauh lebih sulit dari yang diduga.

Menangkap Decisive Moment

Apa itu Decisive Moment?

Saya akan coba keluar dari ikatan definisi yang sudah banyak beredar tentang istilah ini.

Decisive Moment, atau Momen Kulminasi adalah saat dimana semua aspek yang diinginkan oleh seorang fotografer, untuk mewujudkan idenya dalam bentuk foto, hadir di hadapan lensa.

Aspek ini meliputi berbagai hal, seperti obyek, background, cahaya, dan lain sebagainya terkumpul pada satu titik dan pada saat yang tepat untuk diabadikan.

Sebagai contoh (lihat foto di atas), walaupun masih sangat amatiran, saya ingin menghadirkan ide pada para pembaca agar sang obyek, si anak kecil, terkesan sedang menunggu sesuatu. Karena ingin juga berkesan sedikit artistik, kesan dramatis ingin juga dihadirkan.

Kesulitan yang dihadapi

  • anak itu bukanlah anak saya dan tidak bisa diatur sesuai kemauan.
  • Kereta Commuter Line yang sedang lewat jelas diatur oleh PT KCJ dan masinisnya
  • Angkot yang kebetulan lewat juga tergantung supirnya dan penumpangnya
  • Belum lagi cahaya, tidak heran acara di televisi disebut ramalan cuaca dan bukan pengaturan cuaca

Menggabungkan kesemuanya di satu titik tertentu, dalam artian lokasi dan juga pada saat yang bersamaan adalah sesuatu yang tidak mungkin. Terutama karena hal ini dilakukan di jalan umum dan bukan di dalam studio.

Oleh karena itulah, saya harus menunggu cukup lama sambil memperhatikan gerak-gerik sang anak (sambil berharap dia tidak cepat berlalu). Pada saat yang bersamaan coba memprediksi kedatangan kereta berikutnya (dengan mendengarkan suara klaksonnya) dan mensetting kamera pada mode memotret secara beruntun.

Hasilnya, seperti di atas. Tidak sempurna tetapi kesan yang ingin disampaikan sebagian besar hadir dalam foto.

Mengapa Decisive Moment?

Terus terang sebelumnya, hal tersebut tidak pernah terpikirkan tentang istilah yang dicetuskan oleh Henri Cartier-Bresson. Seorang jurnalis Perancis yang dikenal juga sebagai pelopor Fotografi Jalanan.

Meskipun demikian, istilah ini merupakan sesuatu yang umum dalam dunia fotografi. Para fotografer pasti sangat menantikan hadirnya momen ini di hadapan kamera mereka.

Mengapa demikian penting? Jawabnya, biasanya sebuah foto yang dihadirkan dengan kesadaran tentang adanya decisive moment akan menghasilkan sesuatu yang enak dilihat. Paling tidak akan memuaskan yang memotret karena fotonya akan mewakili dirinya bercerita pada yang memandang fotonya.

Seorang fotografer atau penggemar fotografi kebanyakan adalah orang yang yakin bahwa “sebuah gambar bisa bermakna seribu kata”. Mereka ingin agar ide yang ada di kepala mereka tersampaikan dalam bentuk visual.

Sayangnya, untuk menghasilkan karya foto yang bisa bermakna seribu kata ternyata membutuhkan banyak hal dan bukan hanya sebuah kamera. Kamera mahal dan bertehnologi tinggi sangat membantu, tetapi kepiawaian orang di belakang kamera lah yang menentukan hal tersebut karena decisive moment biasanya hadir hanya sepersekian detik. Tidak lebih.

Itulah yang saya rasakan hari ini ketika harus duduk di atas puing-puing di kolong Jalan Tol Lingkar Luar Bogor selama 2 jam lebih.

Ide awalnya sederhana saja, untuk mendapatkan sebuah foto yang agak menarik dengan background kereta yang sedang berjalan.

Ternyata, tidak semudah yang dibayangkan dan diteorikan. Entah berapa banyak foto yang kemudian dibuang karena kacau balau dan tidak sesuai kemauan. Batere kamera sampai habis hanya untuk menghasilkan beberapa foto yang enak dilihat (yang tidak enak dipandang banyak).

Tetapi mungkin itu sesuatu yang harus dijalani oleh setiap fotografer. Tanpa mencoba dan berlatih berbagai tehnik dan aspek fotografi, rasanya terasa sangat sulit untuk menangkap yang namanya decisive moment itu.

Hanya setidaknya, kali ini, sudah ada hasl berupa pemahaman tentang apa itu decisive moment dari pengalaman sendiri. Sesuatu yang sangat berbeda dibandingkan hanya membaca teorinya saja.

 

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.