Sejarah Kebun Raya Bogor – Kerjasama Antar Bangsa ?

Melongok sekilas sebuah kisah perjalanan sebuah tempat yang menjadi kebanggaan warga Bogor dan Indonesia, ternyata menimbulkan rasa tergelitik. Sejarah Kebun Raya Bogor memang membuat hati tergelitik.

Tiga bangsa, terpisah lebih dari 300 tahun. Dua diantaranya terlibat dalam perang. Meskipun demikian sejarah mencatat ketiganya memiliki ide yang sama.

Bukan hanya ide yang sama tetapi juga memakai tempat yang sama pula.

Sejarah Kebun Raya Bogor

Kalau anda punya waktu luang, mungkin bisa meneruskan membaca. Agak panjang hanya saja sulit rasanya untuk menyingkat sebuah perjalanan lebih dari 4 abad hanya dalam 1500-1600 kata.

Jadi rasanya ini sudah yang paling minimum yang bisa dilakukan.

Baiklah saya coba ajak anda sedikit ke masa lalu.

Samida di masa Kerajaan Pajajaran

Sejarah Kebun Raya Bogor

Apa itu Samida ? Samida adalah sebuah hutan buatan pada masa tersebut. Tujuan keberadaannya adalah untuk menjaga kelestarian benih-benih kayu yang dianggap berharga bagi kerajaan Pajajaran.

Samida bisa dikata mirip dengan tujuan hutan lindung yang ada pada masa sekarang. Bisa dikatakan Samida mirip dengan ide pendiri Kebun Raya Bogor.

Keberadaan samida tercantum dalam Prasasti Batu Tulis yang ada di Bogor. Prasasti ini berasal dari sekitar abad ke-16 Masehi (1533)

Hanya apakah Samida adalah cikal bakal dari Kebun Raya Bogor sendiri ?

Sulit untuk menemukan keterkaitan langsung antara ide Samida dengan berdirinya Kebun Raya Bogor.

Tentu saja, tidak aneh bahwa tanah yang sekarang menjadi Kebun Botani Pertama di Asia Tenggara ini adalah bagian dari hutan lindung versi Pajajran tersebut. Malah bisa dikata banyak bagian dari Bogor saat ini juga masuk dalam samida.

Sejarah Kebun Raya BogorMeskipun demikian , ketika kita berbicara mengenai sejarah sesuatu atau tempat atau seseorang, sudah seharusnya juga diperhatikan keterkaitan antar satu periode dengan periode lainnya.

Dalam hal Samida, seperti diketahui Kerajaan Pajajaran runtuh di pertengahan abad ke 16 sekitar tahun 1579-an akibat serangan dari Ke-Sultanan Banten. Dengan runtuhnya Pajajaran maka program Samida tidak berlanjut. Hutan lindung versi masa tersebut ikut runtuh.

Padahal pada masa tersebut VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) alias Perusahaan Hindia Timur Belanda belum masuk ke Indonesia. Lebih jauh lagi bahkan VOC belum terbentuk (baru terbentuk tahun 1602).

Runtuhnya Pajajaran dan interaksi pertama dengan bangsa Belanda di tahun 1596 berjarak kurang lebih 15 tahun. Tidak ditemukan adanya kemungkinan transfer ide Samida masa itu kepada bangsa Belanda.

Belum kalau memperhitungkan bahwa ide Samida dan ide Reinwardt mendirikan kebun penelitian berjarak lebih dari 200 tahun.

Jadi Samida bisa dikata sebuah bab terpisah dalam perjalanan Kebun Raya Bogor.

Meskipun berada dalam bab terpisah bisa dikata ini ide pertama tentang konsep pelestarian hutan di Bogor. Bangsa pertama yang terlibat adalah bangsa Sunda (karena bangsa Indonesia pada saat itu belum ada)

Era Sir Thomas Stamford Raffles

Sejarah Kebun Raya Bogor
Monumen Lady Raffles

Perjalanan kita agak melompat sejauh 200 tahun. Beberapa Gubernur Jenderal Belanda sebelum Daendels tahun 1808-1811 memang memakai Istana Bogor tetapi tidak terlihat adanya sebuah usaha membangun baik hutan lindung atau sejenisnya.

Ide yang mirip justru hadir di masa sang penjelajah ulung asal Inggris, yaitu pada masa pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles antara tahun 1811-1816.

Raffles diutus oleh negaranya untuk memerintah di Hindia Belanda setelah Belanda menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang. Secara garis besar, Belanda menyerahkan semua daerah jajahannya di wilayah yang sekarang bernama Indonesia ini kepada Inggris.

Pendiri Kebun Binatang London dan Kebun Raya Singapura ini datang tidak sendiri (tentu saja kan). Ia datang bersama sang istri, Olivia Mariamne Devenish alias Lady Raffles dan juga seorang ahli botani bernama W. Kent (dan pasukan serta bawahannya juga).

Dengan bantuan sang botanis inilah, Raffles merubah halaman belakang Istana Bogor atau Buitenzorg masa tersebut menjadi sebuah taman. Taman tersebut bergaya Inggris Klasik mengingat asal dari kedua orang ini.

Sejarah Kebun Raya BogorDiketahui pula, sang penjelajah ulung ini memang menaruh minat besar pada ilmu pengetahuan. Ia menjadikan taman ini berfungsi pula sebagai tempat penelitian bagi keanekaragaman flora di wilayah kekuasaannya , Hindia Belanda.

Era Raffles di Bogor tidaklah panjang. Dengan berakhirnya perang Inggris dan Perancis-Belanda, Inggris di tahun 1815 sesuai hasil dari Kongres (informal) Wina menyerahkan kembali Hindia Timur kepada Belanda.

Kelanjutan ide taman penelitian di taman belakang Istana Bogor pun tidak berlanjut. Ia meninggalkan jejak berupa sebuah monumen untuk istrinya yang wafat di tahun 1814.

Meskipun demikian, melihat jejak-jejak Raffles di Kebun Raya Singapura, mungkin kita bisa beranda-andai kalau ia lebih lama di Bogor, akankah namanya tercatat sebagai pendiri Kebun Raya Bogor.

Tidak mengherankan kalau ada masyarakat Indonesia yang masih mengatakan bahwa Kebun Raya Bogor didirikan oleh Raffles. Hanya rasanya lebih tepat bila mengatakan disinilah embrio Kebun Raya lahir.

Inggris adalah bangsa kedua yang mencatatkan dirinya dalam sejarah kebun raya Bogor. Meskipun bukan sebagai pendiri, idenya hampir sama dengan yang dilakukan bangsa Sunda. Tempat yang dipakai juga merupakan bagian yang dulu bekas Samida.

Berdirinya Kebun Raya Bogor

Sejarah Kebun Raya Bogor
Tugu Reinwardt

Era awal Renwardt/Blume

Setelah terjadinya serah terima Hindia Timur kembali ke tangan si negara tulip, Baron Van Der Capellen pada bulan Agustus 1816 resmi ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal yang baru.

Datang bersama dengannya seorang ahli botani berkebangsaan Jerman bernama Casper Georg Carl Reinwardt.

Ia-lah yang kemudian tercatat dalam sejarah kebun raya ini sebagai pendiri.

Di tahun 1817, Renwardt mengajukan surat kepada Can Der Capellen untuk meminta sebuah lahan di lingkungan Istana Bogor. Lahan tersebut akan dipergunakannya untuk dijadikan tempat mengumpulkan berbagai tumbuhan yang berguna bagi pengobatan.

Tujuan lainnya adalah untuk mempelajari berbagai kekayaan flora di Nusantara yang bisa dimanfaatkan demi kepentingan negara Tulip, Belanda.

Usulnya disetujui oleh sang Gubernur Jenderal. Renwardt mendapatkan lahan seluas 47 hektar untuk dipakai mewujudkan idenya.

Van der Capellen sendiri meresmikan s‘Lands Plantentuin te Buitenzorg pada 18 Mei 1817. Tanggal yang sekarang tercatat sebagai tanggal berdirinya Kebun Raya Bogor.

Reinwardt ditunjunk menjadi direktur pertama tempat ini hingga tahun 1822.

Selama masanya, kurang lebih 900 spesies tanaman dimasukkan ke dalam daftar koleksi tempat ini. Spesies-spesies ini dikumpulkannya dari berbagai daerah di kepulauan Indonesia.

Katalog pertama berbagai jenis tanaman tersebut, jumlahnya 914 nama baru diterbitkan di masa penggantinya C.I. Blume yang menjabat sebagai direktur antara 1822-1826.

(Sebagai penghargaan terhadap Reinwardt sebuah prasasti untuknya bisa ditemukan di dekat kolam teratai di belakang Istana Bogor)

Belanda-Jerman adalah bangsa ketiga sampai saat yang diakui secara formal dalam Sejarah Kebun Raya Bogor sebagai tahun berdirinya Kebun Raya Bogor. Belanda karena secara resmi saat itu Belanda yang memerintah tetapi ide berasal dari seorang berkebangsaan Jerman,

——–

Setelah berakhirnya era Reinwardt, ternyata Lands Platentuin de Buitenzorg memanggil lebih banyak bangsa untuk terlibat di dalamnya. Sejarah Kebun Raya Bogor masih terus berlanjut.

Terdapat beberapa nama yang mencatatkan dirinya dalam sejarah Kebun Raya Bogor yang memberikan kontribusi penting dalam pembentukan Kebun Raya Bogor yang sekarang.

Era Teijsman

Sejarah Kebun Raya Bogor
Tugu Teijsman di Teijsman Garden

Sayangnya Lands Platentuin sempat mengalami masalah dana bagi pengembangannya. Lebih parah lagi, bahkan posisi direktur pengelola sempat kosong setelah kembalinya Blume ke Belanda.

Baru pada tahun 1830, seorang ahli botani pada masa pemerintahan Van Den Bosch, yaitu Johannes Elias Teijsman mengambil alih kebun ini. Pengembangan Kebun Raya Bogor pun berlanjut di masa 50 tahun ke depan.

Pada tahun ke-tujuh masa jabatannya ia mengangkat Justus Carl Hasskarl sebagai asisten-nya. Nama ini kemudian mengusulkan kepadanya untuk merubah cara pengelompokkan tanaman di Kebun Raya Bogor.

Hasskarl mengusulkan agar pengelompokan dilakukan berdasarkan taksonomi “family” dan bukan spesies. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan besar di Kebun Raya Bogor.

Sejarah Kebun Raya Bogor
Gerbang masuk Kebun Raya Bogor

Terjadi pemindahan dan penanaman ulang dari berbagai jenis pohon agar sesuai dengan “Family/Keluarga” masing-masing jenis pohon. Beberapa pohon saat itu sudah terlalu besar untuk dipindahkan dan dibiarkan tetap pada posisinya.

Di masa ini, Teijsman dan Hasskarl menambah beberapa bagian yang berkaitan dengan Kebun Raya Bogor. Di tahun 1842, Bibliotheca Bogoriensis, sebuah perpustakaan didirikan. Menyusul di tahun 1842 Herbarium Bogoriense (sekarang Museum Etnobotani) berdiri.

Pada masanya Tejsman mengeluarkan kataloh terbaru koleksi Kebun Raya Bogor yang berisi 2,800 jenis tanaman. Tiga kali lipat dari masa berdirinya.Tercatat didalamnya 4 bibit Kelapa Sawit dari Afrika Barat. Keempat bibit ini ditengarai merupakan indukan kelapa sawit pertama di Asia Tenggara.

Teijsman pula yang tercatat memperkenalkan singkong sebagai makanan alternatif di kala terjadi kegagalan panen. Bukan itu saja, Kebun Raya Bogor tahun 1852-1854 terlibat dalam menyebarkan kegunaan kina sebagai obat anti malaria. Obat ini berasal dar ekstrak tanaman Cinchona (atau dikenal sebagai Kina) asal Peru.

Di masanya pula dibuka Kebun Raya membuka cabang. Cabang yang pertama adalah yang sekarang dikenal sebagai Kebun Raya Cibodas tahun 1852.

Pada bulan Mei 1868, di bawah kendali Teijsman, pengelolaan Kebun Raya Bogor dipisahkan dari Istana Bogor.

(Sebagai penghargaan terhadap jasa-jasanya terhadap pengembangan Kebun Raya Bogor, sebuah tugu didirikan untuk mengenangnya di Tejsman Garden di bagian Barat Kebun Raya)

Era Treub

Sejarah Kebun Raya BogorPernah melihat bangunan bekas laboratorium Treub di dekat Museum Zoologi. Nama tersebut berasal dari nama Melchiour Treub seorang ahli Botani berkebangsaan Belanda yang menjabat sebagai direktur Lands Platentuin de Buitenzorg alias Kebun Raya Bogor antara 1880-1909.

Pada masanya Kebun Raya Bogor berubah dari sekedar hanya pusat pengumpulan flora dan tumbuhan demi kepentingan ekploitasi menjadi lebih ke arah penelitian.

Di eranya pula Kebun Raya Bogor berkembang lebih pesat dengan pendirian Laboratorium Botani tahun 1884, Zoologicum Bogoriense (Museum Zoologi) tahun 1894.

Luas lahan tempat inipun menjadi lebih luas pada masanya. Di tahun 1892, luas Kebun Raya bertambah dengan 60 hektar.

Nama Treub diabadikan bagi salah satu laboratorium di dalam Kebun Raya Bogor yaitu Treub Laboratory.

Era Takenoshin Nakai

Sejarah Kebun Raya BogorSejarah Kebun RayaRupanya tempat ini seperti sudah ditakdirkan bagi banyak bangsa untuk turut terlibat. Sejak masa Treub banyak peneliti dari berbagai negara berbondong datang ke tempat ini untuk melakukan penelitian.

Jumlah koleksi terus berkembang hingga kebutuhan lahan semakin meningkat. Pada tahun 1927, lahan diperluas ke arah Timur melintasi sungai Ciliwung. Hingga saat ini terlihat Kebun Raya Bogor bak dibelah oleh aliran sungai ini.

Pada masa setelah Jepang mengalahkan Belanda , ternyata sejarah Kebun Raya mencatat usaha dari seorang professor asal dari negara Sakura untuk mempertahankan Kebun ini.

Untuk mendapatkan suplai kayu, pada tahun 1942-1945 tentara Jepang mengalihkan pandangan ke arah Kebun Raya Bogor. Ribuan pohon yang kaya akan kayu disana dapat memenuhi suplai akan kayu dalam waktu yang lama.

Hanya Professor Takenoshin dan rekannya Kaneihira , direktur Shokubutsugaku (Botanical Garden-Kebun Raya) dan kepala Herbarium menolak hal tersebut. Mereka mempertahankan dengan gigih agar tempat ini tidak mengalami gangguan.

Era setelah Pengakuan Kemerdekaan Indonesia

Setelah mengalami berbagai peralihan dari Jepang ke Belanda baru pada tahun 1949 tempat ini kembali ke pangkuan bangsa Indonesia. Pada saat itulah nama tempat ini berubah menjadi Kebun Raya Bogor .

Direktur Indonesia pertamanya adalah Kusnoto Setyodiwirjo

——–

Sejarah Kebun Raya BogorYang terlihat dalam banyak cerita mungkin hanya tiga bangsa, bangsa Sunda (Indonesia), bangsa Inggris dan bangsa Jerman-Belanda. Ketiganya memiliki ide yang kurang lebih sama untuk tempat yang sama pula.

Meskipun demikian sejarah Kebun Raya Bogor memperlihatkan bahwa banyak bangsa yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam pengembangannya. Juga dalam mempertahankannya bahkan dari bangsanya sendiri.

Kalau keterwakilan bangsa bisa dilihat dari spesies tanaman, masih banyak bangsa lain yang sudah menyumbangkan sesuatu di Kebun Raya Bogor. Kelapa Sawit dari Afrika Barat, Kina dari Peru, Teratai Raksasa dari sungai Amazon. Nama-nama tersebut mewakilkan sebuah bangsa karena tentu untuk mendapatkannya perlu tenaga dan pengetahuan rakyat setempat.

Sepertinya Kebun Raya Bogor masih akan terus mengundang berbagai bangsa untuk terus datang ke tempat ini di masa yang akan datang.

(disadur dari berbagai sumber)

Mari Berbagi

2 thoughts on “Sejarah Kebun Raya Bogor – Kerjasama Antar Bangsa ?”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.