Penyempitan Sungai Cipakancilan Dan Cidepit

Selain kemacetan, pertokoan dan kuliner, rupanya ada satu lagi yang terlihat ketika menyusuri Kawasan Jembatan Merah, Bogor. Yang satu lagi itu adalah penyempitan sungai yang ada di sekitar area tersebut.

Terdapat dua aliran sungai yang mengalir di sekitar kawasan tersebut. Yang pertama yaitu Cipakancilan (atau Sungai Pakancilan) dan yang kedua adalah pecahan dari sungai tersebut, yaitu kanal Cidepit.

Baca juga : Sungai Cipakancilan – Korban Perkembangan

Penyempitan Sungai Cipakancilan

Nah, foto di atas diambil dari atas Jembatan Merah. Aliran air yang terlihat adalah Cipakancilan, alias Sungainya Si Kancil di arah Selatan.

Bisa terlihat bahwa aliran airnya berbentuk aneh. Di bagian tengah aliran (dimana bangunan berdiri) seperti menyempit tetapi kemudian melebar lagi.

Apakah memang lebarnya sejak dahulu begitu? Tidak.

Penyempitan Sungai Cipakancilan
Bangunan di tengah Sungai Cipakancilan

Kalau diperhatikan lebih jauh, maka akan terlihat bahwa tanah dimana bangunan tersebut berdiri menjorok ke dalam sungai. Bisa diduga dulunya lahan tersebut adalah bagian dari sungai tersebut.

Sama persis halnya dengan berbagai sungai yang lain di Kota Bogor, ketika musim kemarau datang, maka air akan surut. Sedimentasi karena endapan lumpur akan muncul dan kemudian mengeras.

Rupanya, mengerasnya lumpur tersebut dimanfaatkan untuk pendirian bangunan rumah tinggal semi permanen. Anda juga bisa melihat ada pohon pisang di dalam aliran sungai, sesuatu yang sebenarnya sangat janggal. Kemungkinan pohon tersebut ditanam pada saat kemarau.

Oleh karena itulah bentuk sungainya menjadi aneh. Bisa terlihat dari garis sungai yang berbeda-beda di beberapa tempat.

Inilah salah satu contoh penyempitan sungai di Bogor. Pola yang sama bisa ditemukan di banyak tempat di Bogor yang hasilnya ukuran sungai menjadi lebih sempit dari semestinya.

Penyempitan Sungai / Kanal Cidepit

Penyempitan Kanal Cidepit
Sungai/Kanal Cidepit

Saudara kecil si Cipakancilan yang melintas Mantarena, nasibnya tidak jauh berbeda.

Foto tersebut menunjukkan sedimentasi lumpur yang memakan hampir 1/2 bagian kanal. Parahnya lagi, tumpukan sampah teronggok di atasnya, pertanda tempat tersebut dijadikan sebuah TPS (Tempat Pembuangan Sementara).

Rumput ilalang juga tumbuh dengan subur diatasnya.

Prihatin ? Jelas, saya prihatin sekali dengan kondisi yang seperti ini.

Belakangan ini banyak sekali timbul genangan air di berbagai jalan di Kota Bogor. Air seperti tidak mau mengalir ke tempat seharusnya, yaitu sungai. Mereka lebih suka berjalan-jalan berbarengan dengan manusia, mobil dan motor.

Hasilnya, manusia mengeluh karena merasa terganggu dengan air yang ternyata lebih tidak kenal kompromi daripada pemotor di Bogor.

Padahal kalau diperhatikan, semua itu disebabkan karena ulah manusia sendiri.

Penyempitan sungai akan selalu ada dimanapun. Oleh karena itu sungai membutuhkan bantuan manusia sebagai partnernya untuk membersihkannya, mengeruknya dan bukan memanfaatkannya.

Sayangnya, manusia memang cenderung abai terhadap hal ini.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.