Mesjid Raya Bogor – Jejak Sang Pluralis

Mesjid Raya Bogor - Jejak Pluralis

Mesjid Raya Bogor – Sejarah panjang bangsa Indonesia mencatat sebuah hal penting yang sering disisihkan. Sesuatu yang merupakan perekat berbagai suku, agama dan ras, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

Berbeda tetapi tetap satu, makna yang mencerminkan pandangan mengenai perbedaan tidak seharusnya dipermasalahkan. Semboyan yang berinti dasar paa pluralisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegar.

Hal yang menjadi landasan berdirinya negara bernama Indonesia ini.

Tercatat dalam berbagai buku sejarah , bahu membahu tanpa mempedulikan darimana mereka berasal, ataupun agamanya, manusia-manusia Indonesia bersatu padu menghadapi berbagai tantangan zaman.

Jejak-jejak mereka yang meyakini bahwa semua manusia itu sama terlihat di berbagai pelosok Indonesia. Tidak terkecuali di kota hujan, Bogor.

Bentuk jejak itu di kota ini ada berbagai macam. Sejarah Bogor sendiri mencatat banyak tempat yang menunjukkan bukti-bukti tentang keberadaan hal tersebut.

Salah satu diantaranya berupa sebuah bangunan ibadah bernama Mesjid Raya Bogor.

Mesjid Raya Bogor

Bangunan tempat ibadah umat muslim terbesar di kota Bogor ini menempati lahan seluas 4,057 meter persegi ini berlokasi di Jalan Pajajaran. Alamat lengkapnya Jalan Pajajaran no 10 Bogor.

Lokasinya mudah diakses terutama dari arah tol Jagorawi karena letaknya hanya berjarak kurang lebih 400 meter saja dari ujung jalan tol tersebut.

Bagian dalam mesjid raya bogor
Bagian Dalam Mesjid Raya Bogor

Kompleks Mesjid Raya Bogor dibangun selama 10 tahun. Peletakan batu pertamanya terjadi di tahun 1970 dan dinyatakan selesai tahun 1979.

Pada tahun 2012 renovasi atau revitalisasi dilakukan pada bangunan mesjid mengingat usianya sudah menua. Proses revitalisai diselesaikan di awal tahun 2013.

Di dalam kompleks Mesjid Raya Bogor ini terdapat beberapa bangunan. Yang menggunakan lahan terbesar adalah bangunan mesjidnya dengan lantai berukuran kurang lebih 500-600 meter persegi.

Bagi para jemaah disediakan halaman parkir yang cukup luas, yaitu +- 825 meter persegi. Untuk tempat jemaah bersuci, disediakan fasilitas ner-wudhu seluas 176 meter persegi.

Selain bangunan mesjid, terdapat pula sebuah struktur menara di sebelah selatannya. Kantor BAZIS Kota Bogor menempati lantai bawah dari menara tersebut. Juga terdapat gedung Balai Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Bogor.

Menara mesjid raya bogor
Menara di Kompleks Mesjid Raya Bogor

——–

Bagian dalam Mesjid Raya Bogor memliki dua tingkat berlantai marmer yang memberikan suasana sejuk bagian pengunjung. Kedua lantai dapat dipergunakan untuk menampung jemaah dalam jumlah cukup besar.

Mengarah ke kiblat terdapat mihrab (tempat imam memimpin shalat atau menyampaikan khotbah) memiliki warna keemasan. Selain itu terdapat sebuah lampu kristal besar tergantung di tengah ruangan.

Berbagai aspek arsitektur Islam memenuhi bagian ruangan. Untuk membantu para jemaah agar tidak kesulitan saat mendengarkan kutbah, terpasang eberapa loud speaker di dinding.

Bagian luarnya sendiri terlihat menarik dengan berbagai ornamen penghias. Terlihat sebuah kubah besar berada di bagian atas bangunan mesjid. Pintu masuk dibuat rata tetapi dihiasi dengan ornamen berbentuk lengkung.

Ada satu bagian dalam kompleks Mesjid Raya Bogor yang terlihat unik. Bagian tersebut berbentuk sebuah menara tinggi berwarna kekuningan/krem. Bentuknya menyerupai bentuk-bentuk menara mesjid di masa lalu.

Menara tersebut berdiri di atas sebuah bangunan yang juga cukup menarik. Berundak dan dipenuhi berbagai lengkungan. Bangunan ini dipergunakan sebagai kantor BAZIS kota Bogor.

(Menara pada sebuah mesjid biasanya dipergunakan untuk seorang muadzin mengumandangkan adzan, pertanda waktu sholat telah tiba)

Perancang Mesjid Raya Bogor

Siapa sangka bahwa salah satu bangunan kebanggaan warga Bogor ini dirancang oleh seorang yang tidak akan pernah melakukan ibadah di tempat ini. Mesjid Raya Bogor merupakan hasil pemikiran dari seorang arsitek Indonesia terkenal, Frederich Silaban.

Frederich Silaban atau F Silaban bukanlah nama asing bagi Indonesia. Pria kelahiran Sumatera Utara tahun 1912 ini telah menelurkan banyak karya untuk bangsanya. Bisa disebutkan dalam daftar karyanya adalah Gelora Bung Karno dan Monumen Nasional (rancangan awal sebelum dilanjutkan RM Soedarsono).

Mesjid Raya Bogor bukanlah bangunan mesjid pertama hasil rancangannya. Mesjid lainnya yang merupakan hasil karyanya, saat ini juga merupakan pusat perhatian bukan hanya bagi Indonesia tetapi Asia Tenggara. Nama mesjidnya yaitu Mesjid Istiqlal di Jakarta.

Meskipun ia seorang Protestan yang taat, ia juga seorang pluralis. Ia tidak mempermasalahkan kenyataan bahwa ia membangun tempat ibadah umat yang berlainan dengan keyakinannya sendiri.

Silaban sendiri adalah sebuah sosok yang luar biasa. Kemampuannya dalam merancang bukanlah berasal dari bangku sekolah khusus. Ia hanyalah seorang lulusan Sekolah Tehnik Menengah (STM)

Pengetahuan mengenai arsitektur didapatnya dari belajar secara otodidak. Ketekunannya membuatnya akhirnya menghasilkan berbagai karya yang membuatnya menerima berbagai penghargaan.

——–

Beberapa waktu lalu Bogor sempat terguncang karena masalah pembangunan gereja GKI Yasmin. Kasus yang sempat menjadi perhatian di dunia terkait diskriminasi terhadap kaum minoritas.

Sesuatu yang patut disayangkan. Di kota ini sudah sejak lama kata pluralisme memaknai interaksi antar manusia yang menghuninya. Mesjid Raya bukan hanya sekedar mesjid untuk memuliakan Yang Maha Kuasa.

Lebih dari sekedar itu. Mesjid ini merupakan jejak-jejak atau simbol dimana ketika manusia-manusia tidak mengatakan “apa agamamu apa agamaku?”, “darimana kamu berasal dan apa sukumu?”. Mesjid ini adalah simbol ketika manusia dipandang dari apa yang diperbuatnya untuk manusia lain.

FX Silaban akan selalu menempati tempat khusus dalam hati kaum muslim di Bogor. Tidak penting keyakinan apa yang dimilikinya. Hasil karyanya membuat kota ini memiliki sebuah mesjid dengan gaya arsitektur yang menawan.

Lagi pula, tidaklah penting memikirkan mengenai perbedaan antar manusia ketika berada dalam sebuah mesjid. Yang terpenting adalah ketika kita memusatkan hati pada mengagungkan Allah SWT.

Cara menuju Mesjid Raya Bogor

Lokasi mesjid ini terletak hanya 400 meter dari Terminal Baranangsiang. Bila anda menggunakan bis, maka ketika bis berbelok hendak mengarah ke terminal, mesjid ini akan terlihat di sisi kiri anda

Dari Stasiun Bogor, pergunakan angkot no 03 Merah yang melewati jalan Kapten Muslihat. Angkot ini akan melewati bagian depan mesjid sebelum berbelok memasuki terminal. Berhentilah tepat di depan mesjid.

Dari arah Cibinong, pergunakan Miniarta atau Metromini yang mengarah ke terminal Baranangsiang. Selebihnya lanjutkan dengan berjalan kaki.

Bila anda menggunakan mobil, melewati jalan tol Jagorawi, di ujung jalan berbelok ke arah kiri memasuki jalan Pajajaran. Mesjid Raya Bogor akan terlihat di sisi kanan anda. Tidak jauh dari lokasi mesjid ada tempat untuk putar balik. Pergunakan untuk menuju ke lokasi mesjid.

Mari Berbagi

4 thoughts on “Mesjid Raya Bogor – Jejak Sang Pluralis”

  1. ah udah banyak orang HTI di Masjid Raya Bogor. ngerii

    Reply
  2. Seharusnya masjid raya bogor memperhatikan tempat wudu nya bisa salat jumat hampir setengah dari jumlah keran wudu tidak berfungsi …sehingga jamaah harus antri lama

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.