Jalan Ahmad Yani – Akankah Bernasib Sama

Pepohonan besar dengan daun yang rimbun merupakan ciri khas dari Jalan Ahmad Yani Bogor. Di sepanjang jalan dari ujung ke ujung kanopi alam memberikan keteduhan bagi siapapun yang melintasnya.

Berbagai jenis pepohonan mulai dari beringin dan kenari menempati bagian kiri dan kanan jalan. Usia tanaman-tanaman tersebut banyak yang bahkan melebihi usia orangtua kita. Puluhan tahun lebih umur penghias jalan ini.

Tidak mengherankan kalau tetumbuhan besar tersebut berusia sangat lanjut mengingat jalan ini pun sudah sangat tua. Pembangunan jalan ini pertama kali dilakukan di tahun 1808 ketika Daendels berkuasa di Indonesia.

Pada saat itulah ia membangun jalan Anyer Panarukan sepanjang 1000 kilometer yang sebagian melintasi kota Bogor. Bagian yang melintasi kota hujan ini kemudian berubah menjadi beberapa jalan seperti Jalan Sudirman, Jalan Juanda, dan Jalan Suryakencana.

Letak Jalan Ahmad Yani

Jalan Ahmad Yani Bogor
Jalan Ahmad Yani di dekat Air Mancur

Jalan ini merupakan jalan satu arah yang berpangkal di kawasan Warung Jambu dan berujung di kawasan Air Mancur. Panjangnya kira-kira 1.5 kilometer.

Kendaraan yang menuju ke arah Jalan Sudirman dari Utara harus melaluinya. Tidak ada alternatif lain.

Di sekitarnya sebelumnya adalah perkebunan karet yang dipakai untuk menyuplai pabrik ban Good Year yang terletak di jalan Pemuda.

Hingga tahun 1960-1970, wilayah sekitarnya merupakan wilayah pemukiman kalangan menengah atas. Hal tersebut bisa terlihat dari ukuran-ukuran rumah yang ada di sepanjang salah satu akses menuju Kebun Raya ini.

Apa yang bisa ditemukan di jalan Ahmad Yani?

Bila dulu kawasan ini merupakan perumahan, tahun 2015 ini sudah terjadi perubahan drastis. Berbagai bangunan baik untuk pemerintahan maupun tempat usaha terlihat mulai memadati sisi jalan.

Jalan Ahmad Yani
D’Glock Cafe

Beberapa bangunan kantor pemerintahan yang mungkin akan anda butuhkan kalau anda tinggal di Bogor adalah

  • Kantor BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan
  • Kantor Imigrasi
  • Kantor PSE-KP (Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian)
  • Kantor Agraria

Selain itu di sisi kanannya terdapat kompleks GOR (Gelanggang Olahraga Pajajaran) yang berada di sisi kanan jalan. Juga, sejak lama sudah terdapat sebuah usaha garmen di dekatnya, yaitu PT Sahabat Unggul International (dahulu namanya PT Mickey Busana Utama) , eksportir pakaian jadi.

Nah, tambahan yang mulai bermunculan beberapa waktu belakangan adalah berbagai tempat usaha. Mayoritas berbentuk rumah makan, cafe dan ditambah dengan satu pencucian mobil.

Beberapa nama restoran yang tercatat mendirikan usahanya disini adalah

  • D’Glock
  • RM Sari Rasa (Sambel Hejo)
  • Tier Sierra
  • Warung Nagih
  • Waroeng Steak and Shake

dan masih ada nama-nama lainnya yang tak sempat tercatat.

——–

Jalan Ahmad Yani Bogor
RM Sari Rasa Sambel Hejo

Berdirinya tempat-tempat kuliner tersebutlah yang mengkhawatirkan.

Kebanyakan menggunakan bangunan-bangunan yang dulunya merupakan rumah sebagai lahan usaha mereka. Banyak dari tempat usaha tersebut yang tidak diperlengkapi dengan lahan parkir yang memadai.

Ujungnya ketika jumlah pengunjung melebihi kapasitas parkir yang ada, jalan Ahmad Yani lah yang menjadi korban. Kendaraan pengunjung terpaksa diletakkan di pinggir jalan. Tentu saja akhirnya mengganggu lalu lintas kendaraan yang lain.

Gejala yang terlihat hampir sama di semua jalan yang ada di Bogor. Perubahan kota ini menjadi kota tujuan kuliner memicu para usahawan untuk memasuki usaha perkulineran. Akhirnya hampir semua jalan utama di kota talas ini dijadikan tempat usaha.

Perubahan ini, selain memberikan dampak baik pada perekonomian, juga memberikan ekses negatif pada tata ruang yang ada. Tidak ada lagi jalan yang tidak terganggu oleh aktifitas keluar masuk kendaraan dari tempat kuliner.

Meskipun belum semasif yang terlihat di jalan Pajajaran atau jalan utama lainnya, perubahan tersebut mulai terasa. Berdirinya Hutan Kota Ahmad Yani sedikit menghapus kekhawatiran tersebut walaupun tidak seluruhnya.

Tetap saja ada pertanyaan : Akankah jalan Ahmad Yani akan mengalami nasib yang sama dengan jalan-jalan lain di Bogor? Akankah tempat ini kehilangan keteduhan dan kenyamanannya untuk dikorbankan semata demi wisata dan keuntungan kaum kapitalis?

Cara menuju Jalan Ahmad Yani

Untuk anda yang perlu untuk pergi menuju Kantor Imigrasi Bogor atau tempat-tempat di sepanjang jalan ini, ada beberapa rute yang bisa anda lewati.

Dengan kendaraan pribadi

Jalan Ahmad YaniHarap diingat bahwa jalan ini satu arah dan hanya bisa dimasuki dari arah Warung Jambu. Jadi kalau anda berangkat dari Jakarta, keluarlah di ramp Kedung Halang.

Belok ke kiri memasuki jalan KS Tubun. Di perempatan Warung Jambu, ambil arah kanan dan lurus saja, maka anda akan melewati jalan ini.

Bila anda ternyata sudah keluar di ujung tol Jagorawi, di Baranangsiang, berbelok ke kanan. Lurus terus memasuki jalan Pajajaran hingga anda menemukan ujungnya di perempatan Warung Jambu dan berbelok ke kiri.

Bila anda dari arah Parung/Salabenda/Jalan Soleh Iskandar, berbeloklah memasuki jalan Kebon Pedes. Setelah melewati pintu perlintasan kereta, berbelok ke kiri memasuki jalan Dadali. Ujung Jalan Dadali adalah jalan Ahmad Yani, berbeloklah ke kanan dan anda sudah menemukan jalan yang anda cari.

Dengan kendaraan umum

Dari arah Cibinong, pergunakan angkot no 08 Biru karena angkot ini akan melewati jalan Ahmad Yani dari ujung ke ujung.

Dari arah Soleh Iskandar/Parung, pergunakan angkot no 16 Merah di ujung Salabenda. Angkot ini akan memasuki jalan Ahmad Yani di dekat Kantor Imigrasi

Dari arah Stasiun Bogor, pergunakan angkot no 07 Merah. Berhenti di pertigaan pertemuan jalan Dadali dan jalan ini. Berganti naik angkot no 08 Biru atau 07 Merah.

Mari Berbagi

1 thought on “Jalan Ahmad Yani – Akankah Bernasib Sama”

  1. tapi emang bingung sih kalo mau makan di resto pinggir jalan gitu, mau parkir dimana lagi kalo ga di pinggir jalan.. selama bisa nikmatin makanan enaknya mah ayo aja

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.