Gereja Katedral Bogor – Cagar Budaya (2)

Bila anda menyusuri jalan Kapten Muslihat Bogor menuju ke Kebun Raya, rasanya pandangan anda tidak mungkin tidak tertarik dengan bangunan yang satu ini. Bangunan ini terlihat kokoh dan unik. Berbagai ornamen yang tidak lagi terdapat dalam bangunan modern terlihat memenuhi hampir seluruh interior luar bangunan tersebut. Bangunan yang saya maksud adalah Gereja Katedral Bogor.

Letak Gereja Katedral Bogor memang berada di jalur yang biasa dipakai ketika menuju Kebun Raya Bogor dari Stasiun Kereta Bogor. Lokasinya berada tepat di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor. Bila dari arah stasiun maka bangunan gereja ini akan berada di sisi kanan anda.

Tempat dimana bangunan ini berdiri memang berada dalam sebuah kompleks berbagai bangunan . Kompleks yang dikenal sebagai Sekolah Budi Mulia. Namun demikian, sosok bangunan ini terlihat sangat berbeda dari ukuran tinggi dan arsitekturnya dibandingkan bangunan lainnya di dalam kompleks tersebut..

Sulit terbayangkan kalau sampai pengunjung Bogor melewatkan kesempatan untuk melihatnya. Walau mungkin daya tarik Kebun Raya membuat pengunjung ingin bergegas kesana tetapi kalau sampai tidak menyempatkan berhenti sejenak, rasanya si pengunjung rugi.

Mengapa rugi ? Karena Gereja Katedral Bogor adalah salah satu bangunan bersejarah di kota hujan ini dan termasuk dalam bangunan yang dilindungi alias cagar budaya.

Sejarah Gereja Katedral Bogor

Gereja Katedral Bogor
Bruderan dan Seminari di kompleks Gereja Katedral

Sejarah gereja ini bermula 15 tahun sebelum didirikan tahun 1896. Seorang tokoh agama Kristen Katolik Belanda yang tinggal di Bogor, Mgr (Monseignor) AC Claessens membeli sebuah tanah cukup luas di Bantammerweg (sekarang jalan Kapten Muslihat) sebagai rumah peristirahatan.

Rumah peristirahatan ini kemudian juga dijadikan tempat pelaksanaan misa bagi para penganut Kristiani dari Batavia (Jakarta) yang sedang berkunjung ke Bogor. Tentu saja saat itu tamu-tamu tersebut bukanlah dari kaum pribumi.

Sejak saat itulah mulai terjadi pemisahan antara penganut Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Dulunya sebelum keberadaan rumah peristirahatan ini, pelaksanaan ibadat antar kedua umat digabung menjadi satu di gereja Simultan di jalan Juanda Bogor (sekarang menjadi Kantor Pos Bogor).

Meskipun demikian bukan AC Claessen-lah yang mendirikan Gereja Katedral Bogor. Di tahun 1881, bersamaan dengan pembelian tanah luas oleh AC Claessen seorang pastor lain yaitu MYD Claessen juga turut menetap di Bogor.

Ialah yang kemudian di tahun 1896 mendirikan gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Santa Perawan Maria tersebut. Bangunan ini berdiri tepat satu tahun setelah AC Claessen meninggal dunia di tahun 1895.

Gereja Katedral Bogor

Gereja Katedral BogorGereja ini terletak dalam sebuah kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan. Selain Gereja Katedral sendiri terdapat Seminari, Bruderan dan juga sekolah Budi Mulia.

Selain Sekolah Budi Mulia yang bangunannya sudah dimodernisasi, dua bangunan lainnya masih terlihat sama seperti aslinya.

Ciri khas arsitektur Neo-Gothic yang terkenal di masa abad ke-19 di Eropa terlihat masih jelas pada bangunan gereja dan bruderan/seminarinya.

Gereja Katedral Bogor sendiri merupakan sebuah bangunan yang cukup tinggi. Ditopang oleh tembok-tembok tebal khas bangunan masa lalu membuatnya terlihat sangat kokoh dan gagah.

Terdapat sebuah menara yang merupakan bagian tertinggi dari gereja tersebut.

Keindahannya juga tidak bisa tidak terlihat. Berbagai lengkung dan pilarnya membuat suasana di sekitarnya bak berada di Eropa masa lalu. Apalagi sebuah patung wanita sedang mengggendong seorang anak kecil berada tepat di atas pintunya.

Patung ini melambangkan Santa Perawan Maria yang membuat gereja ini juga dikenal sebagai Gereja Santa Perawan Maria.

O ya sebenarnya di puncak bangunan juga terdapat sebuah patung ayam. Hal yang sama juga terdapat pada gereja Zebaoth Bogor . Sebuah ciri khas di Eropa masa itu dimana setiap gereja akan memiliki patung ayam di puncaknya.

Meskipun demikian Gereja Katedral Bogor tidak pernah disebut sebagai gereja ayam seperti gereja Zebaoth.

Nah itulah mengapa bila anda pergi ke Kebun Raya dan menggunakan kereta Commuter Line, jangan lupa untuk sekedar melirik ke Gereja Katedral Bogor. Bangunan ini adalah sebuah cagar budaya di Bogor mengingat usinya yang sudah lebih dari 100 tahun.

——-

Cara menuju Gereja Katedral Bogor

Dari Stasiun Bogor, berjalan kaki saja. Lebih sehat dan jaraknya hanya sekitar 200 meter dari stasiun Bogor ke arah Taman Topi.

Dari Terminal Baranangsiang, naik angkot no 03 Merah yang biasa mangkal di belakang Stasiun. Angkot ini akan melewati gereja ini

Dari Parung/ Soleh Iskandar, pergunakan angkot no 16 Merah dan berhenti di Taman Air Mancur. Lanjutkan dengan angkot no 07 Merah yang akan melewati jalan Kapetn Muslihat.

Kalau dari Parung, bisa juga memakai angkot no 06 Biru dan berhenti di terminal Merdeka. Lanjutkan dengan angkot no 07 Merah

Dari Cibinong, pergunakan angkot no 08 Biru dan turun di Taman Air Mancur. Lanjutkan dengan angkot no 07 Merah

Mari Berbagi

2 thoughts on “Gereja Katedral Bogor – Cagar Budaya (2)”

  1. Wow…saya seperti kembali ke jaman SMA dulu tahun 1992-1995. Walaupun saya bukan warga Bogor tapi sering sekali berkunjung ke sana hingga sekarang. Karena jarak antara Cilodong (Depok) dengan Bogor tidak terlalu jauh. Selain itu, sebelum sekolah di SMA Budi Mulia…saya juga sudah sejak tahun 1987an suka berkunjung ke Bogor (KFC dekat Terminal Baranangsiang, Internusa, Bogor Permai, Mall Dewi Sartika, Bioskop Galaxy Tajur, dst). Terima Kasih atas infonya tentang Bogor.
    Salam Kenal…

    Reply
    • Salam kenal juga Sihar..

      Hahahaha.. kayaknya seangkatan neh bisa kenal nama-nama itu.

      Sayang beberapa sudah tidak ada lagi ya

      Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.