Cap Go Meh Bogor 2018 #6 : Pasukan Pemungut Sampah Yang (TIDAK) Terlupakan

Masih tetap berompi coklat muda. Masih juga menenteng kantung plastik hitam besar. Dan, masih juga berkeliling kesana kemari memunguti gelas plastik, plastik bekas makanan, dan sampah-sampah lain yang banyak berserakan. Begitulah penampilan pasukan pemungut sampah di Cap Go Meh Bogor atau CGM Bogor Street Festival.

Penampakan mereka pernah terekam sebelumnya oleh kamera Lovely Bogor setahun yang lalu pada ajang yang sama.

tim pemungut sampah di bogor cgm street fest 2017
Cap Go Meh Bogor 2018

Tidak cukup yakin juga ada yang ingat pada kehadiran mereka, selain tentunya bergabung dalam kepanitiaan acara tersebut. Berulangkali mengunjungi berbagai situs di internet yang memberitakan tentang ajang tahunan Kota Bogor itu, tidak satupun yang mengulas para pasukan pemungut sampah ini.

Bisa dimaklum. Bukan hanya pakaian mereka yang sederhana, tidak berwarna warni mencolok, apa yang dilakukanpun tidak akan mengundang perhatian sama sekali. Memulung sampah yang berserakan.

Hampir pasti tidak akan ada foto mereka tampil karena saat berada di ajang CGM 2018, rasanya hanya saya sendiri yang mengarahkan kamera pada sekelompok pemuda berseragam coklat yang wara wiri di sepanjang Jalan Suryakencana. Berjongkok dan tidak jijik memungut sampah yang basah terkena air hujan dan kemudian memasukkannya ke dalam plastik yang mereka jinjing.

Jauh dari kesan glamour. Jadi, tidak heran rasanya kalau tidak ada smartphone sekalipun yang mengambil foto mereka sedang beraksi.

Bisa dikata “terlupakan”.

Tetapi, tidak bagi Lovely Bogor.

Pasukan Pemungut Sampah Yang Tidak Terlupakan

Meski dari sudut pengambilan yang berbeda, paling tidak dua foto kehadiran pasukan pemungut sampah terekam oleh lensa.

Juga, jika ditulisan, tidak ada nama yang bisa disebutkan, tidak kali ini.

KOMUNITAS GRASEA (Goresan Anak Bangsa) dan KOMUNITAS ANAK PELANGI. Nama itu sudah tertanam sejak tahun yang lalu tentang siapa yang menjalankan tugas sebagai bagian bersih-bersih dalam pesta rakyat.

Kedua nama itu sulit dilupakan. Bagaimana tidak, para pemuda yang kebagian tugas “kotor” ini sebenarnya mengajarkan sesuatu hal yang sangat berharga bagi masyarakat Bogor. Sesuatu yang seharusnya terus diingat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Namanya “Buanglah sampah pada tempatnya”.

Pengalaman menunjukkan bahwa dimana ada pesta, maka disana akan ada tumpukan sampah berserakan dimana-mana. Sebuah hal yang menunjukkan betapa rendahnya kesadaran masyarakat Bogor dalam menjaga lingkungannya sendiri.

Para pemuda yang mau bergabung dengan pasukan pemungut sampah ini sebenarnya mengajarkan hal yang seharusnya dilakukan oleh setiap warga Bogor dalam situasi apapun. Tidak seharusnya sampah dibiarkan berserakan dimana-mana.

Sebuah tugas yang banyak dihindari orang karena tidak akan mendapat sorotan utama. Kotor. Dan, melelahkan. Tetapi, sebuah tugas yang mulia dan patut diberi penghargaan.

Itulah mengapa walau sudah satu tahun berlalu saya masih tetap mengingat nama komunitas yang bergabung dalam pasukan pemungut sampah ini.

Tidak. Tidak boleh terlupakan. Bukan hanya oleh saya, tetapi juga oleh warga Bogor lainnya. Untuk itulah tulisan ini dibuat, untuk memastikan bahwa apa yang mereka lakukan, walau sering dianggap remeh, tidak boleh terlupakan.

Bogor membutuhkan warga yang sadar akan kebersihan lingkungan dan para pemuda dari Komunitas Grasea dan Komunitas Anak Pelangi ini memberikan contohnya.

RASEA DAN ANAK PELANGIJadi, tahun kemarin, tahun ini, dan kalau ada umur, tahun depan, kemungkinan akan selalu ada satu tulisan tentang pasukan pemungut sampah ini hadir di Lovely Bogor. Mereka sudah berjuang dengan cara mereka mengingatkan tentang sampah dan blog ini akan mendukung apa yang mereka lakukan dalam bentuk tulisan.

Untuk memastikan bahwa mereka (TIDAK) terlupakan. Setidaknya bagi saya.

Mari Berbagi

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.